SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
` Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan
dua sistem yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya
dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan
keuangan. Input sistem buku besar berasal dari siklus transaksi. Rangkuman
aktivitas transaksi diolah oleh sistem buku besar untuk memperbaharui akun-akun
control buku besar. Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan status
sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya tersebut. Sistem pelaporan
keuangan mengkomunikasikan informasi terutama pada pemakai esternal. Jenis
pelaporan ini disebut nondiscretionary karena organisasi memiliki sedikit atau
tidak ada sama sekali pilihan dalam informasi ini terdiri atas laporan keuangan
tradisional, pengembalian pajak dan dokumen hokum lainnya. Sistem buku besar
dan pelaporan keuangan melakukan pengumpulan data transaksi, mengolah transaksi
yang masuk, menyimpan data transaksi, memelihara pengendalian akuntansi,
menghasilkan laporan keuangan, dan mengklasifikasian data transaksi dan akun.
Sistem pemprosesan transaksi dalam perusahaan dapat dilakukan secara manual
maupun komputerisasi. Dua system pemprosesan tersebut akan mempengaruhi input,
proses, output, menejemen data dan pengendaliannya. Transaksi secara manual
dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat dalam jurnal khusus dan
jurnal umum sesuai dengan tipe transosesmpraksinya. Sistem pemprosesan
transaksi terkomputerisasi pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan
system pemprosesan transaksi secara manual.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
saja aktivitas-aktivitas dasar dalam buku besar dan sistem pelaporan ?
1.2.2 Apa saja ancaman dan
pengendalian dalam buku besar dan sitem pelaporan ?
1.2.3 Apa
saja peluang dan pemanfaatan teknologi informasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
SIKLUS BUKU BESAR DAN
PELAPORAN
Siklus buku
besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan
proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan pembuatan
laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan.
siklus ini
berinteraksi dengan siklus yang lain dan berbagai pihak, baik eksternal maupun
untuk internal. Siklus ini menerima informasi dari berbagai sumber antara lain
:
1. Informasi tentang transaksi
regular (siklus pendapatan, siklus pengeluaran, sistem produksi, akuntansi biaya,
dan sistem penggajian).
2. Informasi tentang kegiatan
investasi dan pendanaan, seperti pengeluaran atau penarikan obligasi, dan
pengeluaran atau penarikan saham, dari kepala bagian keuangan.
3. Angka-angka anggaran yang
dihasilkan oleh bagian anggaran.
4. Penyesuaian yang dihasilkan
oleh bagian akuntansi.
Seluruh informasi yang
diterima digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan, baik pada pengguna
intern maupun pengguna ekstern. Untuk menghasilkan laporan periodik, dalam
pelaporan juga dirancang untuk memberikan kemudahan bagi personil organisasi
untuk memperoleh informasi dengan fasilitas inquiry.
Misalnya seorang kepala
departemen menginginkan laporan intern yang berisi perbandingan antara anggaran
dan realisasi. Laporan semacam ini harus tersedia saat dibutuhkan, di samping
dibuat secara periodic, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat segera
diidentifikasikan seawal mungkin dan dilakukan tindakan dan reaksi seperlunya. Contoh
lain, kepala bagian keuangan harus selalu memantau arus kas, sehingga
pemyimpangan dari perkiraan dapat diketahui tepat waktu dan memungkinkan
melakukannya penyesuaian terhadap rencana.
2.1. Aktivitas-aktivitas Siklus Buku Besar dan Pelaporan
Aktivitas-aktivitas
yang tergabung dalam siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas 4 aktivitas
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
2.1.1.
Pemutakhiran
(Updite) Rekening Buku Besar
Kegiatan pemutakhiran rekening
buku besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber yaitu siklus transaksi (siklus
pendapatan,siklus pengeluaran,sistem akuntansi biaya,dan sistem
penggajian)untuk transaksi rutin,dan kepala bagian keuanga,untuk transaksi
non-rutin,seperti pengeluaran dan penarikan obligasi,dan pengeluaran atau
penarikan saham.
Jurnal yang digunakan untuk
memutakhirkan catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah dokumen
yang disebut jurnal voucher. Dengan
demikian,dokumen ini berisi informasi yang akan ditemukan dalam buku jurnal
dalam sistem manual. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari proses
posting, dan bukan merupakan input. Namun demikian untuk penelusuran audit,
dokomen ini merupakandokumen yang cukup penting.
2.1.2.
Pembukuan
Transaksi Penyesuaian
Tahap kedua dari siklus buku
besar dan pelaporan adalah pembukan bermacam-macam bukti transaksi penyesuaian.
Data penyesuaian ini bersal dari kepala bagian keuangan,setelah selesai dibuat
neraca saldo. Penyesuaian terdiri atas lima macam yaitu :
Accrual. Merupakan jurnal yang
dibuat pada akhir periode untuk mecatat transaksi yang telah terjad, namun
belumdilakukakn pembayaran atau belum ada penerimaan kas. Contoh traksaksi ini
ialah pendapatan bunga dan utang gaji.
Defferals. Merupakan jurnal
yang dibuat pada akhir perode untuk mencatat transaksi perubahan status kas yang
telah diterima atau dibayarkan sebelu jasa diberikan atau diterima. Contoh :
Pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah diterima kasnya atau
dibayarkan sebelum akhir periode,dan pada periode ini sebagian diataranya telah
diakui.
Estimates. Merupakan jurnal
yang dibuat pada akhir periode untuk pencatat transaksi boaya yang terjadi
dalam beberapa periode akuntansi. Contoh:
depresiasi dan biaya kerugian piutang.
Revaluation. Merupakan jurnal
yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat selisish antara angka yang
tercatat dan angka dari hasilperhitungan fisik aktiva atau sebagai akibat
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan. Contoh: terjadi selisih antara
hasil perhitungan fisik persediaan dengan pencatatan persediaan.
Correction. Merupakan jurnal
yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat koreksi kesalahan dalam
rekening-rekening buku besar.
2.1.3.
Penyusutan
Laporan Keuangan
Tahap ketiga dalam siklus ini
adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan laba-rugi harus dibuat pertama
kali, dengan menggnakan data dari saldo-saldo rekening pendapatan dan biaya
yang tercantumkandalam neraca saldo setelah disesuaikan. Tahap kedua adalah
membuat neraca. Untuk membuat neraca ada 2 alternatif yang dapat yang dapat
dilakukan, yaitu: (1) menyususn terlebih dahulu laporan perubahan modal,kemudan
menyusun neraca dengan menggunaan data
neraca saldo setelah disesuaikan ditambah datadari laporan modal,(2) menutup
buku ( menihilkan saldo rekening- rekening pendapatan dan biaya, dan mentransfer
laba bersih ke rekening laba ditahan atau rekeing modal)., dan menyusun neraca.
Jika proses pada alternatif kedua itu dilakukan dengan menggunkan cara manual,
hal ini umumnya dilakukan setiap akhir periode saja( setahun sekali). Dengan
menggunakan komputer, maka proses tersebut pada periode-periode yang lebih
pendek. Tahap ketiga, laporan yang dibuat adalah laporan arus kas. Laporan ini
disusun dengan menggunakan data dari neraca dan laba rugi ditambah informasi
tentang kegiatan pendanaan dan investasi.
2.1.4.
Penyusunan
Laporan Manajerial
Tahap akhirdari siklus buku
besar dan pelapiran adalah pembuatan berbagai macam laporan manajemen. Pada
dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol buku
besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar
jurnal voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor(kode) rekening,
tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek
ketelitian proses posting.
Laporan anggaran digunakan
untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran perasional berisi
anggran pengeluaran dan pendapatanuntuk setiap unit dalam organisasi. Anggaran
pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk
setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas dengan
rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.
Laporan anggarandan kinerja
harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban. Uraian lengkap tentang
sistem akuntansi ini telah diuraikan pada Bab . baik laporan anggaran maupun
laporan kinerja ( yang membandingkan antara angka anggaran dan angka realisasi)
dapat berwujud anggaran ststis maupun anggaran fleksibel,yaitu merinci angaran
ke dalam anggaran tetap dan anggaran variabel.
2.2.
PELUANG DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
2.2.1.
Ketepatan
waktu pemutakhirab buku besar
Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya bahwa sistem informasi akuntansi
modern sering menggunakan pemrosesan on-line untuk memutakhirkan rekening
pembatu padasaat terjadi terjadi transaksi. Pemutakhiran yang semacam ini
menyebabkan catatan buku pembantu selalu memnunjukan informasi terkini dan
dapat memperbaiki kualitas pembuatan keputusan. Sebagai contoh pemutakhiran
saldo rekening piutang kepada seorang pelanggan tertentu segera setelah terjadi
transaksi penjualan, akan memudahkan pembuatan keputusan tetang perlu tidaknya
memberikan tambahan batas atau jatah transaksi penjualan kredit kepda pelanggan
tersebut.
Saldo rekening buku besar
secara tradisional tidak dimutakhir dengan segera, karena rekening-rekening
buku besar tidak langsung digunakan untuk pembutan keputusan operasional.
Sebagai contoh, keputusan tentang penambahan jatah kredit kepada pelanggan
tentang saldo dan batas kredit pelanggan secara individu,yang terdapat dalam
rekening pembantu. Rekening buku besar hanya menyimpan informasi tentang saldo
piutang kepada seluruh pelanggan.
Informasi yang digunakan dalam rekening buku besar
biasanya digunakan untuk menghasilkan kinerja periodik. Boasanya, organisasi
membuat laporaan untuk pemakai intern setiap bulan,sedangkan laporan untuk
memaki ekstern setiap quarta(triwulan). Akbikatnya, rekening buku besar hanya
dimutakhirkan setiap satu bulan sekali. Kebijakan semacam itu ternyata
menumbulkan 2 persoalan. Pertama, karena buku besar hanya menunjukan informasi
yang akurat sesaat setelah proses pemutakhiran dilakukan, maka buku besartidak
dapat digunakan sebagai salah satu sumber data bagi pembuatan analisis”
what-if” oleh manajemen. Dimasa lalu, kebutuhan untuk membuatan perencanaan
yang berkelanjutan tidaklah penting.namun namun untuk satat ini, dalam situasi
perubahan yang terus menerus terjadi dan sangat cepat, manajemen harus secara
konsisten membantu dan menilai ulang kinerja keuangan oerganisasi agar tetap
sejalan dengan tujuan strategi organisasi. Perushaan harus mampu mengubah
rencana kerja secepat mungkinuntuk merespon perubahan yang terjadi dilingkungan
bisnis. Persoalan kedua adalah bahwa berbagai macap penundaan karena
dilakukannya pemuktakhiran bulannan akan menyebabkan penundaan penyusunan
laporan keuangan
Untuk mengatasi persoalan diatas, banyak perusahaan yang
mengadopsi dan menyelenggarakan sistem buku besar secara online,seperti slah
satu contoh yang digambarakan pada flow chart pada gambar 14.3. pada gambar
tersebut, setiap individu program aplikasi dlam sistem tersebut,seperti program
pencatat pesanan penjualan atau program penerimaan kas, mem-posting
ringkasanjurnal transksi ke buku besar setiap hari.
Staf bagian keuangan
menggunakan terminal on – line untuk memasukkan data transaksi non-rutin ke dalam komputer pada hari
terjadinya transaksi tersebut. Dengan cara ini, buku besar selalu menunjukkan
informasi terkini, sehingga dengan sendirinya akan meninggalkan kemanfaatannya
sebagai sebuah sumberdata bagi para
manjer untuk melaksanakan analisis “what-if” sebagai akibat dari perubahan
kebijakan manajemen. Selain, itu sistem buku besar on-line juga memungkinkan
menyediakan fasilitas akses inquily. Dengan fasilitas ini para pemakai komputer
dapat menghasilkan berbagai informasi yang dibutuhkan.
2.2.2.
Proses
Penutupan Buku Besar
Pada umumnya, perusahaan
diuntungkan dengan ditemukannya cara baru yang dapat mempercepat proses
penutupan buku bulanan. Selain itu, dari pengalaman yang ada terbukti bahwa
laporan laba / rugi bulanan yang telah berumur 2 minggu memiliki manfaat yang
terbatas untuk mengambil tindakan koreksi yang segera . Selain itu pengurangan
pekerjaan menutup buku akan memberikan tambahan waktu bagi para staf akuntansi
untuk menganalisis data dan memberikan nasehat kepada para manjer operaional
tentang tren dan isu penting yang terkait dengan perusahaan. Dengan demikian
potensi penghematan waktu yang diberikan cukup banyak.
Salah satu cara yang dapat
yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penutupan buku bulanan adalah
melakukan konsolidasi atarsubsistem dalam SIA yang salin tumpang tindih
(overlap). Selama bertahun – tahun, banyak sekai perusahaan yang menegluh
tetang sistem informasi akuntansi yang tercampur aduk, saling tumpang tindih
antara sebuah subsistem dengan subsistem lainnya, dan sebagai macam pengulangan
(redundancy) sebagai akibat adanya transaksi penggabungan badan usaha (merger)
dan akuisisi atau pembelian anatar perusahaan atau perusahaan internal kedalam
pasar yang baru. Salah satu contoh adalah perusahaa komputer IBM yang memiliki
315 subsistem akuntansi yang tersebar di
seluruh dunia. CFO dan kepala bagian akuntansi bekerja sama untuk
mengkonsolidasikan ke dalam 36 subsistem, sehingga bukan hanya mempercepat
proses penutupan buku, namun juga dapat mengurangi biaya dalam jumlah yang
besar. Sistem client-server juga menyediakan cara yang berbeda guna memperbaiki
proses penutupan buku dan menyebarkan laporan kinerja keuangan dengan cepat.
2.2.3.
Pelaporan
keuangan
Teknologi komunikasi padat
pula digunakan untuk mengurangi waktu dan biaya dalam membuat dan penyebaran
laporan keuangan. Sebagai contoh , kepala bagian keuangan dapat mengakses
datsbase laporan keuangan publik seperti NAARS dan EDGAR, untuk memperoleh
contoh atau gambaran bagaimana perusahaan lain menyajikan informasi dalam
sebuah laporan. Demikian pula dengan formulir dan peraturan pajak dapat diakses
daro kantor pajak mulai internet. Sebaliknya, sebuah laporan keuangan
perusahaan dapat tersedia bagi publik melalui internet. Sebuah perusahaan juga
dapat menyampaikan laporan keuangan pokok dan laporan pajak secara elektronik ke BAPEPAM dan kantor
pajak.
Selain itu
software spreadsheet dan grafik juga dapat memeperbaiki proses pelaporan
keuangan dengan cara memudahkan pembuatan grafik untuk memeberikan penekanan
pada elemen – elemen yang memerlukan perhatian dan kajian khusus. Namun
demikian, memanfaatan analisis grafik sangat tergantung pada akurasi
perancangan grafik tersebut. Perancangan grafik yang tepat harus menghasilkan
kesimpulan yang sama dengan kesimpulan yang dibuat dari hasil analisis
informasi non-grafik atau yang dijadikan basis pembuatan grafik tersebut.
2.3.
TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL
Tujuan
pengendalian pada sistem pelaporan dan buku besar pada dasarnya sama dengan
tujuan pengawasan pada sistem lainnya, yaitu menjamin bahwa:
1. Semua aktivitas pemutakhiran
data ke buku besar telah diotorisasi secara tepat
2. Semua transaksi yang dicatat
dalam buku besar adalah valid (benar-benar terjadi)
3. Semua transaksi buku besar
yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
4. Semua transaksi buku besar
telah dicatat secara akuntansi
5. Data buku besar dilindungi
dari kemungkinan hilang atau dicuri
6. Aktivitas sistem buku besar
dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dukungan dan catatan yang
dirancang dengan baik memainkan peran yang penting dalam mencapai
enam tujuan diatas. Jika perusahaan menggunakan voucer jurnal, maka dokumen tersebut
harus secara jelas memberikan intruksi tetang cara – cara melengkapi dokumen
tersebut.
Pencatatan data transaksi
secara on-line oleh bagian keuangan dan kepala bagian akuntansi sebagaimana
pada flowchart, memudahkan pencatatan kedalam jurnal secara akurat
dan efektif. Dalam kondisi semacam ini, penggunaan elemen pengawasan aplikasi
yang tepat, seperti pengecekan validitas, dan pengecekan field, akan
meningkatkan akurasi entry data. Pemberian spasi baik pada dokumen
kertas maupun dokumen elektronik untuk mencatat/mencantumkan petugas yang mengisi dan
mengkaji formulir memberikan bukti bahwa jurnal telah diotorisasi secara tepat.
Cara lain berupa penggunaan nomor dokumen yang telah tercetak secara urut, akan
memudahkan melalui pengecekan untuk memastikan bahwa semua transaksi telah
dicatat. Prosedur pengawasan untuk siklus buku besar dan laporan dapat dilihat
pada tabel 14.1.
Tabel 14.1.
Contoh Ancaman, Akibat, dan Prosedur Pengawasan
Pada Siklus Buku Besar dan Pelaporan
Ancaman
|
Akibat
|
Prosedur Pengawasan
|
Kesalahan dalam meng-update buku besar:
· Jurnal
yang tidak akurat/ lengkap
· Posting
yang tidak akurat/ lengkap
|
· Catatan dan laporan tidak
lengkap sehingga menghasilkan informasi yang keliru sehingga keputusan yang
dibuat menjadi tidak tepat.
|
· Pengawasan edit input, dan pemrosesan
· Rekonsiliasi dan laopran
kontrol
|
Akses ke buku besar secara
tidak sah
|
· Kehilangan data penting/
rahasia
· Buku besar todak akurat
· Pencurian tidak terdeteksi
|
· Pengawasan akses
· Jejak audit yang memadai
|
Kerugian/kerusakan data buku
besar
|
· Kehilangan data
· Kehilangan aktiva (kas)
|
· Prosedur backup
· Rencana pemulihan kerusakan
|
Pada table
tersebut ditunjukan berbagai ancaman yang dihadapi, lalu diuraikan akibat yang
ditimbulkan jika ancaman tersebut benar-banar terjadi, dan pada kolom terakhir
(paling kanan) diuraikan prosedur-prosedur pengawasan yang dapat diterapkan
untuk menanggulangi ancaman tersebut agar tidak terjadi. Karena sistem
pelaporan dan buku besar hanya mencakup informasi pemrosesan informasi, maka
hanya ada sedikit ancaman yang dihadapinya. Selain itu ancaman serius yang
dihadapi terutama berhubungan dengan korupsi, kehilangan, atau perusakan data.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing ancaman, akibat yang ditimbulkan, dan
prosedur pengawasan yang dapat diterapkan.
2.3.1. Anacman 1: Kesalahan Dalam Pemutakhiran Buku Besar (Errors in Updating the General Ledger).
Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku
besar dapat mengakibatkan buruknya proses pengambilan keputusan yang
menggunakan informasi salah dalam pelaporan keuangan. Prosedur pengendalian
yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (1)
pengawasan edit input dan pemrosesan,
(2) laporan pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak audit yang
memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan
Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang digunakan untuk
memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya,
dan (2) jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian akuntansi.
Jurnal yang pertama merupakanoutput dari serangkaian tahap pemrosesan, yang
masing-masing merupakan subyek bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang
dirancang untuk menjamin akurasi dan kelengkapan data. Konsekuensinya,
pengawasan utama edit input bagi
ihtisar jurnal ini mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi
tersebut merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian
akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal asli yang baru saja dibuat.
Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi
tersebut akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk
menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk setiap nomor rekening yang
deverensi oleh semua jurnal.
2. Cek bentuk data (field check)
untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah jurnal berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit dalam sebuah
jurnal.
4. Uji kelengkapan (completeness test)
untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah dicatat. Adalah penting
bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini memiliki daya
telusur audit.
5. Uji pengulangan data (redundand data
check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan nama rekening, guna menjamin
kebenaran rekening buku besar yang menerima posting.
Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop verivication.
6. Penetapan file standar jurnal
penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir periode, seperti
biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki
tanpa memulang pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian
jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo
rekening buku besar sesaat setelah dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan
bahwa saldonya tepat.
8. Perhitungan total run-to-run, untuk
memastikan akurasi pemrosesan kelompok voucher
jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar
saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang
bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar.
Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi.
Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apaka ada
kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk
rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan neraca saldo,
yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini
menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam
system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening penyeimbang) menjamin
bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening
khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses
pemutakhiran buku besar. Sebagai contoh, karyawan A bertanggung jawab untuk
mencatat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan karyawan B bertanggung
jawab mencatat tagihan kepada pelanggan. Karyawan A akan membuat catatan
sebagai berikut:
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Persediaan
Barang xxxx
Karyawan B membuat catatan sebagai berikut:
Piutang Dagang xxxx
Pengiriman Barang
Belum Ditagih xxxx
Jika kedua transaksi tersaebut telah di-posting-kan
ke rekening buku besar, maka rekening kliring, yaitu Pengiriman Barang Belum
Ditagih, harus bersaldo nol. Jika tidak, maka sebuah kesalahan telah terjadi,
dan hal ini perlu diinvestigasi dan dibetulkan.
Dua bentuk rekonsiliasi lainnya digunakan baik dalam sistem manual maupun
sistem berbasis komputer. Bentuk pertama mencakup pembandingan saldo rekening
control buku besar dengan total saldo rekening buku pembantu yang bersangkutan.
Jika kedua angka tersebut tidak cocok, maka selisih harus diinvestigasi dan
dibetulka. Bentuk kedua mencakup pengujian seluruh transaksi yang terjadi
menjelang akhir periode untuk memastikan bahwa seluruh transaksi dicatat pada
periode akuntansi yang tepat.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang
terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan mengidentifikasi
penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar
voucher jurnal ini juga dapat
menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya,
daftar jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber,
nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke buku besar. Laporan ini
menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-posting-kan ke buku besar sama angkanya.
Jejak Audit. Pada bab sebelumnya telah
dijelaskan bahwa menggambarkan jalan yang dilalui oleh sebuah
transaksi dalam sistem akuntansi. Jejak audit ini memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
1. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke laporan atau dokumen lain yang
menggunakan data pada dokumen sumber.
2. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau
dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke
saldo akhir.
Pada Bab 2 telah digambarkan elemen jejak audit dalam sebuah sistem manual,
yaitu pada Gambar 2.3. Meskipun bentuk jurnal dan buku besar pada sistem
berbasis komputer
Yang konvensional kelihatannya
bebeda namun informasi dasar yang muncul dalam laporan kontrol yang sama.
Sebagai contoh, file transaksi jurnal umum menunjukan seluruh jurnal yang
dibuat untukmemutahirkan buku besar. Fileinduk pelanggan berisi informasi tentang
saldo rekening piutang kepada setiap individu pelanggan. Saldo padafile ini
dapatdijumlahkan dan dibandingkan dengan saldo rekening kontrolpiutang dagang
dalam buku besar. Prosesyang sama juga dapatdilakukan untukmembandingkan
catatan utang dagang,persediaanbarang,dan aktiva tetap. Dalam sebuah SIA yang
moderen, tidak diselenggarakan dokumen sumber kertas. Dengan demikian, tembusan
transaksaksi periodik dan file induk dan penjaminan bahwa file-file tersebut
tidak dapat diubah merupakan hal yang penting.
2.3.2. Ancaman 2 : Akses ke Buku Besar Secara Tidak Sah (Unauthorized Access to the General Ledger)
Akses ke buku besar oleh
karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang bersifat rahasia bocor
ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar. Aksessemacam ini juga
dapat menciptakanpeluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh karena itu,
perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah akses
kbuku besar secaratidak sah.
Identitasdanpemakai harus
digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan untuk memaksa adanya pemisahan
tugas dengan pembatasan fungsi yang akan dilaksanakan oleh setiap karyawan yang
legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang bertugasmenjaga aktivaatau memiliki
wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran barang tidak diperbolehkan
memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus diberi wewenang “hanya”
dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian akses harus membatasi
fungsi-fungsi yang dapatdilaksanakan pada berbagai terminal di kantor kepala
bagian akuntansi
Pengendalian tergadap
pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting karena mereka mengotorisasi
perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem harus mengecek
eksistensi kode otorisasi
yangfalidpadasetiap jurnal. Jika hal ini tidak dilakukan, itegritas buku
besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi
terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara
tidak sah.
2.3.3. Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar (Loss or Destruction of the General Ledger).
Buku
besaradalah sebuah komponenkunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi sebuah
perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedurpembuatan
cadangan data (back up) dan prosedurpemulihan untuk memulihkannya pengawasan
back up mencakup :
1. Penggunaan lebel internal dan
eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan yang tidak sengaja terhadap
buku besar
2. Pembuatan cadangan secara
reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy cadangan data buku besar
harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan data,sehingga setiap
dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi diluar
perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box) untuk
mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan
bencana ( disaster recovery planning ) juga penting. Dengan meningkatan
ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk melaksanakan
aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat survive untuk
jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan
dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami
bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah bencana.
BAB III
PENUTUP
3.1.Ke simpulan
Aktivitas – aktivitas
siklus buku besar dan pelaporan di bagi menjadi empat yaitu,
pemuktakhiran (Update) rekening buku besar, pembukuan transaksi pengesuaian,
penyusunan laporan keuangan, penyusunan lapora manajerial. Penggunaan teknologi
memberikan peluang bagi penigkatan efisiensi dan elektivitas siklus buku besar
dan pelaporan dalam hal ketepatan waktu penaksiran buku besar, proses penutupan
buku bulanan, dan pembuatan laporan keuangan. Adapun ancaman dari prosedur
pengendalian internal yaitu: kesalahan dalam pemutahiran buku besar, akses ke
buku besar secara tidak sah, kehilangan atau kerusakan data buku besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar