Flowchart Kasus
Rabu, 27 Mei 2015
Siklus Produksi
Siklus Produksi
Siklus produksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari
beberapa aktivitas-aktivitas produksi dalam memproduksi suatu barang seperti
Perancangan Produk,Perencanaan dan Penjadwalan,Operasi Produksi,dan Akuntansi
Biaya. Dalam siklus produksi ini ada tipe dan jumlah barang yang akan
diproduksi serta transaksi dan peristiwa yang terkain dalam proses produksi.
Siklus Produksi ini juga merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan
produk.
Aktifitas-aktifitas dalam siklus
produksi
v Design
Produk
–
Mendesain produk yang memenuhi
permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, fungsi, dan
meminimalkan biaya produksi
– Aktivitas ini menciptakan dua
dokumen utama:
• Daftar bahan baku (BOM)
• Daftar operasi (Routing)
Daftar
bahan baku(BOM)yang menyebutkan nomor bahan baku,deskripsi,serta jumlah masing- masing komponen bahan baku yang
digunakan dalam unit produk jadi.
Daftar
operas(routing) yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk tersebut.daftar operasi kadang kala
disebutkan lembar pergerakan karena menunjukan bagaimana sebuah produk bergerak
disepanjang pabrik,menyebutkan apa yang dilakukan di setiap langkah dan berapa
banyak waktu yang dibutuhkan oleh aktifitas tersebut.
v Perencanaan dan penjadwalan
Tujuan langkah ini yaitu
menegembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang
ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan
persediaan barang jadi.
Dua metode perancanan produksi yang umum yaitu perencanaan sumber
daya produksi(manufacturing resource planning=MRP-II) dan sistem produksi
just in time. MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku
yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan
bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Sistem MPR-II sering
disebut push manufacturing,karena barang diproduksi sebagai ekspektasi
atas permintaan pelanggan.
Sedangkan tujuan just int time adalah meminimalkan
atau meniadakan bahan baku barang dalam proses dan baran jadi. JIT sering
disebut pull manufacturing karena barang diproduksi sebagai permintaan
pelanggan. Secara teoritis sistem JIT hanya berproduksi sebagai tangapan atas
pesanan pelanggan. Dalam prakteknya kebanyakan sistem produksi JIT
mengembangkan rencana produksi jangka pendek.
Dokumen,formulir dan produksi
o
Jadwal induk produksi (MPS)
o
Permintaan bahan baku
o
Kartu perpindahan
Jadwal induk produksi(Master
produksi schedule-MPS)
menspesifikasikan seberapa banyak produk yang akan diproduksi selama periode
perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan. Informasi mengenai
pesanan pelanggan,prediksi penjualan dan tingkat persediaan barang jadi
digunakan untuk menetapkan tingkat produksi.
Permintaan bahan baku mengsahkan pengeluaran jumah bahan
baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik,tempat bahan tersebut
dibutuhkan. Dokumen ini berisi no produksi perintah,tanggal pembuatan,dan
berdasarkan pada daftar bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan sekanjutnya
dari bahan bakua disepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu
perpindahan yang mengidentifikasi bagian-bagian yang dipindahkan lokasi
perpindahannya, serta waktu perpindahan.
v Operasi produksi
Langkah ketiga dalam siklus produksi
adalah produksi actual dari produk. Cara aktifitas ini dicapai sangat berbeda
dengan di berbagai perusahan. Perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang
diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan digunakan dalam proses produksi.
Hal ini Berkaitan dengan TI yang dipakai. Penggunakan berbagai bentuk TI dalam
proses produksi,contoh Robot dan mesin yang dikendalikan Oleh Komputer disebut
sebagai Computer integrated manufacturing(CIM). CIM dapat secara signifikan
mengurangi biaya produksi.
v Akuntasnsi Biaya
tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
1.
Untuk
memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja
dari operasi produksi
2.
Memberikan
data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga
serta keputusan bauran produk.
3.
Mengumpulkan
dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai
harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
dua jenis sistem akuntansi biaya itu?
a.
Harga
pokok pesanan
b.
Harga
pokok proses
Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch
produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu.
Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap
proses, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang
diproduksi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut
ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
Threats and Applicable Control
Procedures yang dilakukan dalam setiap
aktivitas produksi!
Proses / Aktifitas
|
Ancaman
|
Prosedur Yang Dapat di Terapkan
Dalam
|
Desain Produk
|
|
Perbaiki informasi tentang
pengaruh desain produk atas biaya.
Data terinci mengenai biaya
jaminan dan produk.
|
Perencanaan dan penjadwalan
|
|
Sistem perencanaan produksi yang
lebih baik
Tinjau dan setujui perolehan
aktiva tetap; pengendalian anggaran
|
Operasi produksi
|
|
Batasi akses fisik ke persediaan
dan aktiva tetap
Dokumentasikan semua perpindahan
persediaan sepanjang proses produksi
Identifikasi semua aktiva tetap
Dokumentasi yang memadai dan
tinjau semua transaksi yang melibatkan pembuangan aktiva tetap
|
Akuntansi Biaya
|
5.
Kesalahan pencatatan dan
memasukkan data mengakibatkan data biaya yang tidak akurat.
|
Pengendalian edit entri data;
penggunaan pemindai kode garis jika memungkinkan; rekonsiliasi jumlah yang
tercatat dengan perhitungan fisik secara periodik
|
Ancaman umum
|
6.
Hilangnya data
7.
Kinerja yang kurang baik
|
Buat cadangan dan perencanaan
pemulihan dari bencana; batasi akses ke data biaya.
Pelaporan yang lebih baik dan
tepat waktu.
|
Keterkaitan
siklus produksi dengan siklus lainnya dalam proses bisnis !
Dengan siklus
pendapatan,pengeluaran,siklus SDM,dan sistem buku besar dan pelaporan.
Sistem informasi siklus pendapatan
memberikan informasi(pesanan pelanggan dan prediksi penjualan) yang digunakan
untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya sistem
informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai
barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.informasi mengenai
kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam
bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya sistem informasi siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan informasi
pengeluaran lain yang dimasukan kedalam overhead pabrik. Informasi mengenai
tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya manusia,yang
selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja.
Terakhir mengenai informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke
sistem informasi buku besar dan pelaporan.
Contoh
Kasus
PT
Gadjah Sakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan
menggunakan metode harga pokok pesanan. Pada bulan September 2004 perusahaan
mendapat pesanan untuk mencetak kartu undangan sebanyak 2400 lembar dari PT
Restu dengan harga yang dibebankan adalah Rp. 2000 per lembar ,- . Pada bulan
yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 100 spandoek dari PT Insani
dengan harga Rp. 200.000 per buah. Pesanan dari PT Restu diberi
nomor KU-01 dan pesanan dari PT Insani diberi nomor SP-02.
Data
Kegiatan dan Produksi
1. Pada tanggal 4 September 2004 dibeli bahan baku dan penolong
dengan cara kredit yakni sebagai berikut :
Bahan
baku
Kertas
untuk undangan
Rp. 1.350.000
Kain
putih 600
meter
Rp. 4.125.000
Bahan
penolong
Bahan
penolong X1
Rp. 300.000
Bahan
penolong X2
Rp. 170.000
2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk mem proses
pesanan KU-01 dan SP-02 diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan
baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses pesanan no KU-01,
sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong X1 dipakai untuk memproses pesanan
no SP-02
3. Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh
departemen produksi menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan
perhitungan sbb;
Upah
langsung untuk pesanan KU-01 180 jam a. Rp.5000 dan upah langsung untuk
pesanan SP-02 menghabiskan sebanyak 1000 jam a. Rp.5000,-. Se- dangkan
untuk upah tidak langsung adalah Rp. 2,9 juta.
Untuk
gaji karyawan Bagian pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 7.500.000,- dan gaji
karyawan administrasi dan umum Rp. 4.000.000,-
4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini
menggunakan tarif BOP sebesar 160 % dari biaya tenaga kerja langsung, baik
pesanan KU-01 dan SP-02.
Biaya
overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di atas,
adalah sebagai berikut
Biaya
pemeliharaan gedung
Rp. 500.000
Biaya
depresiasi gedung pabrik
Rp. 2.000.000
Biaya
depresiasi mesin
Rp. 1.500.000
Biaya
pemeliharaan mesin
Rp. 1.000.000
Biaya
asuransi gedung pabrik dan
msn
Rp. 700.000
5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Berdasarkan informasi
untuk pesanan no KU-01 telah selesai dikerja kan
6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. Berdasarkan
informasi diketahui bahwa untuk pesanan no SP-02 masih dalam proses
penyelesaian.
7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Pesanan no KU-01
telah diserahkan kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan
membayar dengan cara kredit.
Ancaman yang kemungkinan akan timbul pada kasus diatas yaitu
kemungkinan adanya kesalahan dalam pencatatan dan masukan data yang kemungkinan
tidak akurat. Prosedur pengendalian terbaik adalah dengan mengotomasikan
pengumpulan data dengan menggunakan pemindai kode garis,pembaca
kartu dan alat lainnya. Ketika semua hal itu tidak memungkinkan untuk
dilakukan,terminal on line haras digunakan untuk entri data. Passwor dan ID
pemakai harus digunakan untuk akses hanya ke pegawai yang berhak saja.
Senin, 11 Mei 2015
Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran
v Pengertian Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan
bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan
pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Siklus
pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan pembelian
bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk
mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan
order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.
v Tujuam
Siklus Pengeluaran
Tujuan utama dari
siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para
pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang
terkandung didalamnya meliputi:
1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan.
2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang
tersebut adalah valid dan benar.
3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan.
4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah
valid dan
benar.
5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat.
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang
tepat di dalam buku besar utang usaha.
7. Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran
yang sudah diotorisasi.
8. Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang
berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh.
v Fungsi Siklus Pengeluaran
Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari:
1. Mengetahui kebutuhan akan barang
tersebut.
2. Menempatkan Pesanan, Menerima dan
menyimpan barang.
3. Memastikan validitas kewajiban
pembayaraan.
4. Menyiapkan pengeluaran kas.
5. Mengelola utang usaha.
6. Memposkan transaksi ke dalam buku besar
umum.
7. Menyiapkan laporan keuangan dan
laporan manajemen yang diperlukan.
v Sistem Pembelian
Bagian yang terkait dalam sistem ini
meliputi:
·
Bagian
pembelian, yang berfungsi melakukan pemesanan dari penjual dan meng input nya
ke komputer.
·
Bagian hutang,
yang bertanggung jawab untuk memelihara catatan berbagai pembelian barang ke
pemasok, sehingga dapat diketahui jumlah hutang kepada masing-masing pemasok
dan juga riwayat layanan pemasok.
·
Bagian gudang,
yang bertugas menerima kiriman barang yang dipesan dan dan membuat laporan
kepada bagian pembelian bahwa barang sudah diterima, sehingga siap menerima
tagihan.
·
Bagian hutang,
yang bertugas menerima faktur penjualan atau tagihan dari pemasok.
·
Bagian keuangan
atau kasir bertanggung jawab untuk membayar hutang kepada pemasok sesuai dengan
masa potongan sehingga perusahaan dapat memperoleh potongan tunai dan
menyelenggarakan pencatatan atas pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian
ini terdiri atas:
1. Permintaan
Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran
yang mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran
Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur
persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga
pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan
Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi,
kualitas dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak
dibeli.
4. Bukti
Penerimaan Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang
diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang, banyaknya barang yang
diterima dan identitas.
5. Faktur
Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang
yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan
data lain yang relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup:
·
Bagian gudang
mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
·
Bagian pembelian meminta penawaran harga dari
berbagai pemasok.
·
Bagian
pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan
pemilihan pemasok.
·
Bagian pembelian membuat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih.
·
Bagian penerimaan memeriksa dan menerima
barang yang dikirim oleh pemasok.
·
Bagian
penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
·
Bagian
penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada bagian akuntansi.
·
Bagian
akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari
pemasok tersebut, bagian akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.
v Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses
pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utama dari
sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah
jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut
melakukan pembayaran lebih awal. Perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang
dapat dihasiklkan dari dana tersebut. Namun demikian jika kewajiban dibayar
telat perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan
kredibilitasnya sendiri.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas ini adalah:
- Bukti kas keluar
Tanda
bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uanh tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji,
pembayaran hutang atau pengeluaran-pengeluaran lainnya.
- Cek
Salah
satu sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang direkening giro.
- Permintaan cek
Sistem
Manual Pengeluaran Kas:
- Bagian utang usaha
Proses
pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf administrasi bagian
utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk melihat
berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher serta dokumen
pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan
faktur) ke bagian pengeluaran kas.
- Bagian pengeluaran kas
Staf
administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher dan meninjau
berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk
tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut membuat cek tiga salinan dan
mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor voucher, serta data lain yang terkait
dalam daftar cek yang juga disebut jurnal pengeluaran kas.
- Bagian buku besar
Staf
administrasi bagian buku besar menerima voucher jurnal pengeluaran kas dan
ikhtisar akun dari bagian utang usaha. Angka dalam voucher menunjukkan
pengurangan total dalam kewajiban perusahaan dan akun kas sebagai akibat dari
pembayaran ke pemasok. staf administrasi bagian buku besar mencatat ke akun
pengendali utang usahadan akun kas dalam buku besar serta merekonsiliasi akun
pengendali utang usaha dengan iktisar buku pembantu utang usaha. Pekerjaan ini
mengakhiri prosedur pengeluaran kas.
Tugas
Per divisi:
·
Departemen Persediaan
1. Mengecek persediaan
2. Mencatat persediaan yang rusak
3. Membuat daftar persediaan barang
rusak dan mengumpulkan barang yang rusak.
4. Menyerahkan ke bagian manajer
persediaan
·
Manajer Persediaan:
1. Melakukan pengecekkan
2. Departemen Pembelian
3. Membuat surat retur dan menyerahkan
ke supplier Supplier
4. Menyiapkan barang retur / uang
pengganti barang retur
5. Menyiapkan bukti pengembalian retur
·
Bagian penerimaan:
1.
Mengecek barang retur
2.
Mencatat penerimaan barang retur
3.
Membuat laporan penerimaan retur dan
menyerahkan barang ke bagian persediaan
·
Bagian persediaan
1.
Melakukan pengecekan kembali
2.
Manajer Persediaan
3.
Membuat catatan penerimaan barang
retur
4.
Menyerahkan laporan ke bagian
akuntansi
·
Bagian Akuntansi
1. Membuat laporan penerimaan barang
retur
·
Pimpinan
1.
Memeriksa dan megesahkan laporan
penerimaan barang retur
v Retur
Pembelian
Bila barang dagangan atau barang lain yang sudah dibeli
kemudian dikembalikan lagi atau penyesuaian harga sedang diusahakan. Biasanya
pembeli akan mengadakan hubungan dengan penjuala secara tertulis. Keterangan
mengenai hal itu dapat dinyatakan melalui surat atau dapat juga digunakan Memo
Debit atau Nota Debit.
- Contoh Memo Debit atau Nota Debit
Debitur
mungkin menggunakan tembusan dari Memo Debit tersebut sebagai dasar untuk
pencatatan, atau menunggu jawaban dari kreditu yang biasanya akan berbentuk
Memo Kredit atau Nota Kredit
Ø Flowchart Retur Pembelian
Ø Prosedur retur pembelian suatu
perusahaan:
·
Vendor mengirim barang yang telah di order
oleh perusahaan ke bagian penerimaan barang disertai nota pembelian yang
akan dicatat oleh bagian akuntansi persediaan.
·
Oleh bagian penerimaan barang,
barang tersebut dicek apakah sesuai dengan pesanan. Karena tidak sesuai, bagian
penerimaan barang membuat Surat Permohonan Retur Pembelian (SPRP). SPRP
diberikan ke bagian akuntansi persediaan, sedangkan barangnya diberikan ke
bagian gudang.
·
Di bagian akuntansi persediaan, SPRP
dan Nota Pembelian digabungkan untuk membuat Memo Debit yang digunakan sebagai
dasar pencatatan barang yang akan di retur.
·
1 Memo Debit diberikan ke bagian
gudang, bersama dengan barang lalu bagian gudang membuat Catatan Pengeluaran
Barang (CPB) yang dibuat arsip oleh bagian gudang. Dan barang retur dikirim ke
vendor bersama dengan Memo Debit.
Catatan Akuntansi
Catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan jika pengolahan data transaksi
dilakukan secara manual (tidak menggunakan alat bantu computer), maka catatan
yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:
- Buku jurnal, yang mencakup:’
a.
Register voucher, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit.
b. Jurnal memorial, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi pengembalian barang yang dibeli atau
perolehan potongan pembelian.
c.
Register kas, yaitu buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas, baik untuk pembelian tunai
maupun pelunasan utang.
- Rekening pembantu piutang dagang, yaitu rekening yang digunakan untuk mencatat piutang kepada setiap pelanggan.
- Rekening buku besar, yaitu:
a.
Utang dagang, yaitu rekening yang
digunakan untuk mencatat bertambahnya utang karena pembelian kredit, dan
berkurangnya utang dagang karena pelunasan atau adanya retur dan potongan
pembelian.
b. Kas, yaitu rekening yang digunakan
untuk mencatat berkurangnya kas karena adanya pembelian tunai atau pelunasan
utang dagang.
v Aktivitas Bisnis Dalam Siklus
Pengeluaran Berbasis Komputer
·
Prosedur Permintaan Barang
Aktivitas Bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus
pengeluaran adalah permintaan barang atau suplais. Keputusan Kunci yang dibuat
pada proses ini adalah mengidentifikasi barang apa yang akan dibeli, kapan
dibutuhkan, dan berapa banyak yang akan di beli. Keputusan ini normalnya dibuat
oleh fungsi pengawas persediaan (inventory control), meskipun informasi tentang
kebutuhan barang diperoleh dari departeman pengguna barang. Permintaan
Pembelian kadang-kadang juga di buat oleh siklus produksi atau dari fungsi
penjualan yang menyampaikan informasi tentang back order.
·
Prosedur Pemesanan Barang
Aktivitas pokok yang kedua dalam
siklus pengeluaran adalah pemesanan suplais dan bahan baku. Aktivitas pembelian
biasanya dilakukan oleh petugas pembelian atau karyawan pembelian dalam
departeman pembelian.
Keputusan Kunci: Pemilihan Pemasok. Keputusan penting yang
dibuat pada tahap ini adalah pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan harga,
kualitas, dan kualitas pengiriman. Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman
yang dimiliki oleh para pemasok sangat penting, terutama pada sistem JIT,
karena keterlambatan pengiriman atau dalam pengiriman terdapat produk cacat
dapat mengancam seluruh sistem. Sekali seorang pemasok terpilih untuk memasok
sebuah produk,identitas pemasok tersebut akan menjadi badian dari atau
dimasukan ke dalam file induk persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
proses seleksi pemasok ketika akan membeli barang yang sama di kemudian hari.
Dengan cara ini, maka kinerja pemasok secara periodic dievaluasi untuk
menentukan apakah pemasok tersebut masih dapat dipertahankan atau tidak. Evaluasi
ini tidak hanya melibatkan masalah harga, namun juga kualitas produk yang
dibeli dan kinerja pengiriman barang. Sistem Informasi Akuntansi yang baik,
seharusnya juga dirancang untuk dapat menangkap dan menelusur informasi ini.
·
Prosedur Penerimaan Barang
Aktivitas
ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menerima dan menyimpan barang yang
dipesan. Departeman penerima barang bertanggung jawab untuk menerima barang
yang dikirim oleh pemasok. Selain barang diterima, kemudian dilaporkan ke
manajer bagian gudang, untuk kemudian meneruskannya ke manajer pabrik.
Departemen penyimpanan barang yang bertanggung jawab kepada manajer
bagian gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan barang. Informasi tentang
tentang penerimaan barang yang dipesan harus dikomunikasikan ke fungsi
pengawas persediaan,untuk memperbarui catatan persediaan. Tujuan
diselenggarakan prosedur ini adalah: (a) untuk menjamin bahwa semua penerimaan
bahan baku, perlengkapan, dan aktiva lain yang dibeli telah diotorisasi kan (b)
untuk mencatat transaksi penerimaan dalam catatan akuntansi.
·
Prosedur Pencatatan Utang
Aktivitas keempat dalam siklus pengeluaran
adalah proses persetujuan pembayaran faktur pembelian. Proses ini dilaksanakan
oleh departemen hutang dagang yang bertanggung jawab terhadap direktur
keuangan. Tujuan diselenggarakannya subsistem ini adalah untuk mancatat
kewajiban membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini adalah faktur pembelian,
catatan penerimaan barang, pesanan pembelian (open purchase order) dan file
rincian pesanan pembelian(purchase order detail files).
Secara
legal, kewajiban untuk membayar ke pemasok mulai timbul saat barang
diterima.meskipun demikian,untuk alasan praktis, sebagian besar perusahaan
mencatat utang setelah diterima dan disetujuinya faktur pembelian. Tujuan
dilakukannya cara ini adalah untuk mengotorisasi dan menentukan apakah faktur
yang diterima layak di bayar.tentunya faktur pembelian dikatakan layak di bayar
jika barang dan jasa yang dipesan benar-benar telah diterima oleh perusahaan. Untuk
mencapai tujuan ini, diperlukan informasi dari bagian pembelian (berupa
tembusan order pembelian) dan fungsi penerimaan barang (berupa laporan
penerimaan barang. Tembusan order pembelian dari bagian pembelian menegaskan
bahwa barang atau jasa yang tercantum dalam faktur pembelian benar-benar
dipesan. Tembusan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian gudang
menegaskan tentang kuantitas dan kondisi yang diterima.
·
Prosedur Pengeluaran Kas
Aktivitas
terakhir pada siklus pengeluaran adalah pembayaran faktur yang telah
disetujui. Aktivitas ini, disebut dengan aktivitas pengeluaran kas,
dilaksanakan oleh kasir, yang bertanggung jawab kepada manajer keuangan. Tujuan
diselenggarakannya aplikasi ini adalah untuk menjamin bahwa pembayaran kepada
pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam jumlah yang benar. Input bagi aplikasi
ini adalah catatan dari file voucher.
Keputusan
kunci dalam prosedur pengeluaran kas adalah menentukan apakah perusahaan akan
memanfaatkan fasilitas potongan yang tersedia atau tidak. Untuk membuat
keputusan ini,dibutuhkan informasi anggaran kas jangka pendek. Dalam anggaran
kas tersebut tergambar taksiran arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu
periode tertentu di masa mendatang (biasanya satu tahun). Informasi yang tercantum
dalam anggaran tersebut berasal dari berbagai sumber. Bagian piutang dagang
memberikan proyeksi penerimaan kas. File utang dagang dan file order pembelian
menunjukan potensi pembayaran kepada para pemasok, yang bermakna taksiran arus
kas keluar di masa mendatang. Fungsi sumber daya manusia memberikan informasi
tentang kebutuhan kas untuk pembayaran gaji karyawan.jika cukup anggaran kas
menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan kas dalam jumlah yang untuk memenuhi
kebutuhan pengeluaran kas,maka fasilitas potongan yang tersedia harus
dimanfaatkan agar dapat diperoleh penghematan pengeluaran kas.
v Tujuan,
Ancaman dan Prosedur Pengendalian
Fungsi kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah
untuk memberikan pengawasan dan pengendalian yang memadai untuk menjamin bahwa
tujuan berikut ini tercapai:
1.
Semua transaksi telah diotorisasi
secara tepat
2.
Semua transaksi yang dicatat adalah
valid (benar-benar terjadi)
3.
Semua transaksi yang valid dan telah
diotorisasi telah dicatat
4.
Semua transasksi telah dicatat
secara akurat
5.
Semua aktiva (kas, persediaan, data)
dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6.
Aktivitas bisnis dilaksanakan secara
efisien dan efektif
Dokumen dan catatan yang telah diuraikan sebelumnya
memainkan peranan penting dalam pencapaian tujuan pengendalian ini. Dokumen
yang sederhana, lengkap dengan instruksi pengisian yang jelas akan memudahkan
pencatatan data transaksi yang efisien dan akurat. Jika perusahaan menggunakan
dokumen elektronik, maka penggunaan prosedur pengendalian aplikasi yang tepat
seperti cek validitas, cek field, dan sebagainya akan meningkatkan akurasi
entry data. Penyediaan ruang khusus pada dokumen kertas dan dokumen elektronik
untuk mencantumkan siapa yang membuat dan siapa yang mengkaji dokumen tersebut
juga merupakan bukti bahwa sebuah transaksi telah diotorisasi secara tepat.
Selain
kewajiban diatas perlu diperhatikan beberapa ancaman yang terjadi seperti:
·
Perminataan Barang
Tujuan utama proses permintaan pembelian adalah untuk
memelihara pasokan seluruh kebutuhan bahan baku secara memadai. Dua ancaman
yang muncul dalam mencapai tujuan ini adalah:
1.
Kehabisan barang.
Untuk
mengatasi ancaman ini, perusahaan perlu menetapkan sebuah system pengendalian
persediaan yang akurat. Metode pencatatan persediaan perpectual dapat digunakan
untuk menjamin bahwa informasi tentang tentanf persediaan brang selalu terkini.
2.
Pembelian barang yang tidak
diperlukan atau dalam jumlah berlebih.
Perusahaan
harus selalu tanggap terhadap pembelian barang-barang yang kurang penting.
Penyelenggaraan system persediaan perpectual dapat membantu menjamin validitas
permintaan pembelian yang dibuat secara otomatis oleh system pengendalian
persediaan.
·
Pemesanan Barang
Berikut ancaman dan prosedur pengendalian yang dapat
diterapkan untuk menanggulangi ancaman
tersebut agar tidak terjadi.
3.
Pembelian barang dengan harga mahal.
Perusahaan
berupaya untuk memperoleh harga yang wajar untuk barang dan bahan baku yang dibelinya. Oleh
karena itu, daftar harga untuk barang-barang yang sering dibeli harus disimpan
dalam computer dan dikonsultasikan setiap kali memesan barang.
4.
Pembelian barang dengan kualitas
rendah
Dalam
upaya untuk memperoleh barang dengan harga yang rendah, perusahaan harus
hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya pembelian barang dengan kualitas
rendah.
5.
Pembelian barang dari pemasok yang
tidak sah
Pembelian
barang dari pemasok yang tidak sah dapat menimbulkan berbagai persoalan. Barang
yang diperoleh bisa saja berkualitas rendah atau harga barang terlalu tinggi
(mahal).
6.
Suap
Suap
adalah pemberian uang atau barang dari pemasok kepada petugas pembelian, dengan
maksud untuk mempengaruhi pemilihan pemasok. Suap ini dapat berakibat
diperolehnya barang dengan kualitas rendah atau dengan harga terlalu tinggi.
·
Penerimaan dan Penyimpanan Barang
Berikut
ancaman pengendalian yang berhubungan dengan penerimaan dan penyimpanan barang:
8. Penerimaan barang yang tidak dipesan
Penerimaan
barang kiriman barang yang tidak dipesan menyebabkan perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan dan pengembalian barang ke
pemasok.
9. Pencurian barang
Kehilangan
dapat diatasi dengan menerapkan prosedur-prosedur pengendalian sebagai berikut.
Pertama, barang harus disimpan dalam lokasi aman, dan akses ke lokasi tersebut
dibatasi. Kedua, seluruh transfer barang antar bagian dalam perusahaan harus
didokumentasikan.
·
Persetujuan Faktur Pembelian
Berikut
ancaman dan prosedur pengendalian untuk mengatasi ancaman tersebut diuraikan
sebagai berikut:
10. Kesalahan dalam faktur pembelian
Faktur
pembelian yang diterima dari pemasok dapat mengandung berbagai jenis kesalahan,
misalnya salah mencatumkan harga atau salah menjumlah.
11. Pembayaran barang yang tidak
diterima
Cara
pengendalian terbaik untuk mengatasi pembayaran barang yang tidak pernah
diterima adalah dengan membandingkan kuantitas yang tercantum di faktur
pembelian dengan kuantitas yang tercantum dalam tembusan laporan penerimaan
barang yang telah ditandatangani oleh karyawan yang menerima transfer barang
dari departemen penerima barang.
12. Kegagalan memanfaatkan fasilitas
potongan
Ancaman
ini menyebabkan perusahaan kehilangan banyak uang. Salah satu cara untuk
menanggulangi ancaman ini adalah pengarsipan yang tepat dan cermat.
13. Pembayaran faktur yang sama dua kali
Faktur
yang sama dapat dibayar lebih dari sekali kaerna beberapa hal. Kemungkinan
pertama, duplikat faktur dikirmkan setelah cek diposkan. Kemungkinan kedua,
faktur pembelian terpisah dari dokumen lainnya dalam paket voucher.
14. Kesalahan dalam pencatatan dan
posting pembelian dan pembayaran
Kesalahan
dalam pencatatan dan posting pembayaran kepada pemasok akan berakibat kesalahan
dalam laporan keuangan dan laporan kinerja, yang pada gilirannya berakibat
buruknya pembuatan keputusan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka
perusahaan harus menyelenggarakan pengawasan pemrosesan dan entry data yang
memadai dan tepat.
·
Pembayaran Barang
Berikut
ini diuraikan berbagai ancaman dan prosedur untuk mengatasi ancaman tersebut.
15. Ketidaktepatan kas
Kas
adalah aktiva yang mudah dicuri, oleh karena itu, akses terhadap kas dan blanko
cek harus dibatasi. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan pemisahan
fungsi yang memadai.
16. Pencurian yang berhubungan dengan
penggunaan EFT
Penggunaan
EFT, baik individu maupun bersamaan dengan FEDI, membutuhkan tambahan prosedur
pengendalian. Untuk itu, perlu digunakan password dan ID pemakai, dan secara
periodic diganti.
·
Pengendalian Umum
17. Kehilangan data
Data
penting yang dimiliki oleh perusahaan harus dilindungi dari kehilangan. Salah
satu cara yang dapat dipakai adalah memasang label internal dan label eksternal
guna mengurangi kemungkinan terhapusnya data penting dan juga untuk menjamin
bahwa file induk yang diperbarui alah file induk versi terbaru.
18. Kinerja yang buruk
Tujuan
pengendalian lain dalam siklus pengeluaran adalah mendorong efisiensi dan
efektifitas kinerja aktifitas bisnis. Penyusunan dan pengkajian laporan kinerja
merupakan cara yang efektif dalam pencapaian tujuan tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)